Kabupaten Sinjai satu-satunya kabupaten yang mengikuti pameran IT tanggal 25-26 Maret 2006 pada acara Konfrensi Teknoloagi Informasi yang diadakan oleh Majalah E-Indonesia di Jakarta. Ini merupakan ajang untuk gigi kabupaten sinjai di dunia IT sebagai salah satu kabupaten yang telah menerapkan Teknologi Informasi di bidang pemerintahan (E-Government). Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Jalil sempat kagum dengan perkembangan IT di Kab. Sinjai.
Stand Kabupaten Sinjai diisi dengan pajangan yang menggambarkan perkembangan IT baik itu dari infrastruktur maupun aplikasi yang telah dipergunakan dalam pemerintahan.
Dari sisi infrastruktur, Bakominfo sebagai leading sektor telah membangun jaringan ke 28 unit kerja (Badan/Dinas/Kantor). Pada tahun 2007 ini, direncanakan setiap kecamatan akan dijangkau dengan jaringan tersebut sehingga pelayanan bagi masyarakat dapat ditingkatkan. Bayangkan saja apabila jaringan tesebut telah dimasukkan aplikasi-aplikasi layanan masyarakat seperti pengurusan KTP, Kartu Keluarga, perizinan dan pembayaran PBB tentunya akan memudahkan masyarakat, mereka tidak harus ke ibu kota kabupaten untuk menyelesaikan urusan mereka karena dapat diurus di loket-loket kecamatan.
Aplikasi-aplikasi Sistim Informasi yang ada sekarang memang masih kurang karena kebanyakan masih ditangani ditangani oleh instansi yang bersangkutan seperti SIMPEG di BKD, SIM rumah sakit, SIMDUK di Kantor Catatan Sipil & kependudukan yang sifatnya stand alone tanpa bisa diakses oleh instansi lain yang sebenarnya bisa meningkatkan koordinasi antar instansi apabila data terebut dimasukkan ke jaringan kabupaten sinjai.
Misalnya simpeg (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian). Aplikasi simpeg sekarang masih ditangani sendiri oleh Badan Kepegawaian Daerah. Namun bila aplikasi ini dapat dibagi ke jaringan akan sangat besar manfaatnya, pemegang kebijakan atau pihak eksekutif dapat memantau data-data sehingga dapat menentukan kebijakan-kebijakan di bidang kepegawaian misalnya mutasi jabatan dll. Demikian halnya dengan biodata pegawai dapat diakses langsung oleh pegawai yang bersangkutan di unit kerjanya masing-masing tanpa harus mengisi formulir-formulir manual yang sekali lagi "makan waktu lama". Tentunya dengan keamanan data yang solid, mengingat data-data terebut tidak boleh bebas diakses oleh siapapun karena ada data yang sifatnya rahasia. Sistim informasi dapat mengefisienkan kerja aparat pemerintah.
Contoh lain dari penggunaan sistem informasi manajemen adalah pengelolaan perpustakaan daerah. Dengan sistem informasi, pengelolaan buku dapat dimaksimalkan, database digunakan untuk mendata seluruh isi perpustakaan mulai dari informasi buku (judul, pengarang, penerbit), data peminjaman, anggota perpustakaan, dll. Pengunjung perpustakaan tidak harus mengotak-atik katalog untuk mencari buku tapi dapat langsung mencari di database perpustakaan, cukup menggunakan kata kunci dari penulis, judul, tahun terbit maupun penerbit mereka dapat mendapatkan buku yang diinginkan. Lalu apa kaitannya dengan jaringan intranet pemkab sinjai? Dengan jaringan intranet instansi lain dapat mengakses database tersebut sehingga dapat melihat isi dari perpustakaan daerah dan apabila jaringan sudah memasuki sekolah maka siswa sekolah tersbut dapat melihat langsung daftar buku dan mencari buku yang berkaitan sengan pelajaran mereka. Pihak eksekutif pun dapat mengakses data-data yang ada di perpustakaan seperti jumlah pengunjung, jumlah buku langsung dari meja mereka.
Aplikasi yang telah digunakan sekarang adalah Sistem Informasi Perekonomian. Data-data perekonomian dapat diinput langsung oleh instansi yang bersangkutan. PR bagi kita adalah bagaimana kita menyikapi perkembangan teknologi ini dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kinerja.
Yang sering menjadi hambatan bagi perkembangan IT adalah :
- Ego sektoral, data yang ada seringkali tidak dijadikan komsumsi publik dan terkesan disembunyikan padahal data tersebut sangat berguna apabila dibagi tentunya sekali lagi dengan menerapkan filter-filter karena ada data yang ditujukan bagi eksekutif saja, kalangan internal serta ada data yang dapat ditampilkan untuk umum.
- Anggaran sering jadi masalah mengingat teknologi informasi bukan saja berbentuk barang fisik yang dapat dilihat dan diraba namun juga terdiri dari komponen yang tidak berbentuk fisik atau software (perangkat lunak) yang berbentuk program yang harganya tidak murah.
- Khusus di Kabupaten Sinjai, topografi wilayah yang berbukit-bukit menyulitkan infrastruktur menjangkau kecamatan, otomatis hal tersebut akan memerlukan biaya yang besar.
Hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dengan kesepahaman antar unit kerja lingkup pemerintah kabupaten sinjai serta pihak eksekutif dan legislatif dengan regulasi yang mendukung perkembangan teknologi informasi.
Kabupaten Sinjai pada pameran TI telah memberikan motivasi bagi daerah lain untuk mengembangkan teknologi di daerahnya masing-masing dan bagi pemkab sinjai sendiri perkembangan teknologi informasi yang ada sekarang janganlah membuat berbangga diri namun cambuk agar hal ini dapat meningkatkan pelayanan ke masyarakat melalui teknologi informasi.
0 komentar:
Post a Comment